Ada dua teknologi resource virtualization yang memiliki ciri yang sangat mirip dan sering dibahas, yaitu container vs VM.
Sebuah proses dimana sumber daya singular seperti RAM, CPU, Disk, atau Network dapat direpresentasikan sebagai beberapa resource dinamakan virtualisasi.
Dalam virtualisasi virtual machine vs container sering dibahas karena memiliki tingkat kemiripan yang tinggi. Namun, ternyata ada pembeda utama antara VM vs container dan itulah yang akan cobat ketahui tidak lama lagi.
Jangan Asal Pilih VPS, Kenali Dulu Kebutuhanmu
Setiap project butuh resource berbeda. Yuk pelajari cara membaca spesifikasi VPS agar nggak overkill atau underpower!Pelajari Tips Memilih VPS Sekarang!
Apa Itu Container?
Jadi, container itu adalah paket software ringan yang berisi semua dependensi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi software yang dimuatnya. Dependensi melingkupi banyak hal seperti system library, code packages eksternal pihak ketiga, dan aplikasi tingkat sistem operasi.
Dependensi yang termasuk dalam container ada di stack level yang lebih tinggi daripada sistem operasi.
Kelebihan Container
Container itu termasuk ringan karena hanya mencakup software tingkat tinggi. Apalagi disertai dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk bisa direstart dan dimodifikasi.
Sebagian besar sistem runtime container juga memiliki ekosistem yang tangguh. Karena menawarkan ruang penyimpanan yang sudah ter-hosting dari container yang sudah dibuat sebelumnya.
Kekurangan Container
Sistem shared host pada container rawan sekali untuk tereksploitasi. Karena memang container berbagi hardware system dasar yang sama di bawah lapisan OS. Ini memungkinkan eksploitasi dalam satu container bisa keluar dari container lain, dan bisa memengaruhi shared hardware.
Sebagian besar runtime container yang populer sudah memiliki penyimpanan publik yang telah dibuat sebelumnya. Jadi, ada resiko keamanan dalam memakai salah satu gambar publik.
Ini mungkin disebabkan karena adanya eksploitasi yang membuatnya rentang dibajak oleh oknum jahat.
Apa Itu VM (Virtual Machine)?
Dalam bahasan container vs VM, tidak adil jika tidak membahas definisi virtual machine juga.
Jadi, virtual machine itu merupakan teknologi yang memungkinkan virtualisasi di hardware level. Ini bisa membuat beberapa sistem operasi bekerja pada satu mesin.
Setiap VM berguna sebagai sistem yang terisolasi dengan OS, aplikasi, dan dependensinya sendiri. Hal tersebut memungkinkan hypervisor software untuk mengalokasikan hardware resource seperti core CPU dan penyimpanan ke setiap VM.
Kelebihan VM
Terdapat perbedaan keamanan antara container vs VM, karena VM menawarkan keamanan dengan full isolasi. Penyebabnya adalah karena virtual machine berjalan dalam isolasi sebagai sistem yang berdiri sendiri. Akibatnya VM tahan terhadap eksploitasi dan gangguan dari VM lain pada shared host.
Meskipun, VM yang individual masih bisa diretas, tapi VM yang tereksploitasi akan terisolir dan tidak akan berdampak ke VM lainnya.
Saat membahas antara container vs VM. Container biasanya berupa sistem statis dari dependensi dan konfigurasi yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Sedangkan virtual machine bersifat lebih dinamis, sehingga bisa dikembangkan secara interaktif. Setelah definisi basic hardware dari VM sudah sobat ketahui, VM tersebut bisa kamu perlakukan sebagai komputer dasar.
Software dapat diinstal manual ke VM sehingga VM bisa di-snapshot untuk capture status konfigurasi saat ini. Snapshot ini digunakan untuk memulihkan virtual machine ke titik waktu tersebut. Bisa juga untuk menjalankan VM tambahan dengan konfigurasi yang sama.
Kekurangan VM
Salah satu perbedaan antara container vs VM terdapat pada kecepatan iterasinya. Di mana VM membutuhkan waktu lebih untuk dibangun dan regenerasi karena sistem tumpukan yang penuh.
Setiap adanya modifikasi snapshot VM dapat memakan waktu yang lama untuk meregenerasi dan validasi agar berfungsi dengan optimal.
VM juga menghabiskan banyak ruang untuk penyimpanan. Ini karena ukuran VM bertambah cepat hingga beberapa GB. Jadi, sering terjadi masalah kekurangan ruang disk pada host machine.
Perbedaan Penting Container vs VM
Mungkin sobat sebenarnya sudah bisa mengetahui perbedaan jelas antara container vs VM dari defisinisnya di atas. Namun, bahasan container vs VM di bawah ini akan menerangkan “faktor” yang membedakan antara container vs virtual machine.
1. Cara Pemanfaatan Resource
Pada dasarnya VM akan memakan lebih banyak resource seperti CPU dan RAM, karena dia menggunakan OS sendiri. Ini disebabkan oleh lapisan OS yang menambah penggunaan resource secara menyeluruh.
Beda halnya dengan container yang tidak memerlukan OS terpisah untuk setiap instance. Hasilnya, container menghasilkan memory footprint yang jauh lebih kecil dan konsumsi CPU yang lebih rendah.
2. Arsitektur
Container vs VM memiliki perbedaan dalam arsitektur dari letak lokasi virtualisasinya. Dimana seperti yang sudah sobat pahami, VM berjalan di ata hypervisor dan menyertakan OS, aplikasi dan dependensinya sendiri.
Namun, container berbagi kernel sistem pada host operating, jadi container hanya mengemas aplikasi dan dependensinya.
3. Waktu Startup
Virtual machine cenderung memiliki waktu startup yang lebih lama dibanding container. Ini karena VM harus menyiapkan OS sendiri yang bisa mengakibatkan overhead yang signifikan.
Karena container tidak memerlukan simulasi OS sendiri, sehingga overhead jauh lebih sedikit. Container biasanya bisa dimulai dalam beberapa detik saja. Waktu startup yang cepat ini membuat container populer dalam workflow CI/CD yang mengutamakan kecepatan dan efisiensi.
4. Keamanan
Jika menyimpulkan dari kelebihan dan kekurangan antara container vs VM di atas. VM menawarkan keamanan yang lebih baik ketimbang container.
Virtual machine bisa mengisolasi dengan penuh karena setiap VM berisi OS-nya sendiri. Jadinya, setiap ancaman pada satu VM tidak akan mencemari VM lain yang membuatnya lebih aman.
Sedangkan container hanya menyediakan isolasi sebagian karena berbagi kernel OS. Kernel bersama ini bisa meninggikan potensi resiko keamanan. Jika satu kernel diretas, semua container menjadi rentan.
5. Portable
Container vs VM memiliki perbedaan penting dalam hal portabilitasnya. Dimana VM sulit dipindahkan antar lingkungan karena ukurannya yang besar. VM juga bisa mengalami masalah compatibility jika dijalankan bukan pada lingkungan yang tidak mendukung OS virtual machine itu sendiri.
Di sisi lain, container memiliki sifat yang ringan dan mudah dibawa kemana-mana. Container juga bisa dipindahkan dengan usaha yang kecil. Ini karena container dirancang agar berjalan dengan konsisten di berbagai lingkungan, sehingga kompatibilitas tidak menjadi masalah lagi.
Kapan Bisa Menggunakan VM?
VM cenderung lebih lemah daripada container dalam hal keunggulan. Namun, masih ada kasus penggunaan VM yang penting untuk sobat ketahui, seperti:
1. Mengoperasikan Aplikasi Lama
Karena memiliki OS sendiri, VM bisa digunakan untuk menjalankan aplikasi lama yang memerlukan OS versi lama yang ketinggalan zaman.
2. Lingkungan Multi-OS
VM bisa menjadi sangat efektif untuk aplikasi yang dijalankan pada beberapa OS. Sebagai contoh, VM bisa kamu siapkan untuk menjalan Windows dan Linux pada komputer fisik yang sama.
3. Workloads yang Kritis terhadap Keamanan
Karena bersifat independen, VM bisa dimanfaatkan untuk menanggung workloads yang berhubungan penting bagi keamanan.
Kapan Bisa Menggunakan Container?
Dengan sifat portabilitas yang tinggi, container sangat berguna dalam pengembangan software modern.
1. Arsitektur Microservice
Container sangat ideal untuk arsitektur microservice seperti penyimpanan data, atau autentikasi pengguna. Ini karena sifat container yang independen terhadap aplikasi. Jadi memungkinkannya untuk hidup berdampingan dengan layanan lainnya.
2. Sebagai Pipelines CI/CD dan DevOps
Jaringan CI/CD modern biasanya melibatkan banyak developer dengan berbagai bagian aplikasi secara bersamaan. Disinilah peran container sebagai jalur karena resource overhead-nya yang rendah. Hal ini bisa memudahkan dalam menjalankan lingkungan, pengujian dan menyebarkan pembaruan kode.
3. Portabilitas
Dengan portabilitas tinggi, container memudahkan developer dalam memindahkan kode dari tahap developing ke tahap pengujian hingga ke tahap produksi. Ini karena container diprogram untuk berjalan sukses di berbagai sistem, sehingga mengurangi masalah compatibility.
Bagaimana Menggunakan Container dan VM Bersamaan?
Walaupun container vs VM memiliki sifat virtualisasi yang berbeda, ternyata keduanya bisa dimanfaatkan sekaligus.
Dengan isolasi dan keamanan yang tinggi, sobat bisa menaruh container di VM dan mengurangi resiko ancaman terhadap aplikasi.
Kamu juga bisa mendapat kontrol yang lebih besar atas alokasi resource, sehingga lebih mudah untuk memastikan tiap kelompok container. Jadi, tiap kelompok container dapat mengakses resource yang cukup untuk aplikasinya.
Tidak hanya itu, untuk kombinasi yang lebih jauh lagi. Sobat bisa menggabungkan antara container dan VM untuk membuat penskalaan dan penanganan penerapan menjadi lebih mudah.
Dapatkan Teknologi KVM Terbaik dalam Layanan VPS
Di pembahasan container vs VM tadi, terdapat masalah pada container yaitu masalah isolasi resource yang rentan.
Namun ternyata, Jagoan Hosting menawarkan teknologi KVM pada VPS untuk performa optimal dan isolasi resource yang super. Layanan VPS Murah di Jagoan Hosting menawarkan kontrol penuh atas lingkungan server, dan aplikasi berjalan lancar tanpa gangguan.
Selain itu, sobat juga bisa dapat dukungan support 24/7 via WhatsApp untuk menjawab kebingungan kamu.
VPS Bukan Sekadar Kapasitas, Tapi Juga Keandalan!
Banyak faktor yang mempengaruhi performa VPS, mulai dari uptime, dukungan teknis, hingga jenis virtualisasi. Kenali semuanya sebelum memilih!Pelajari Faktor Penting dalam Memilih VPS!
FAQ
Bisakah container menggantikan VM sepenuhnya?
Meski cukup populer, container belum dapat menggantikan VM sepenuhnya. Karena penggunaan kedua teknologi ini bersifat berkesinambungan dan saling melengkapi.
Apakah container bisa menjadi server?
Bisa, web server bisa di-containerized sehingga bisa mendapatkan keunggulan isolasi, portabilitas dan skalabilitas yang tinggi.
Dapatkah container berjalan di Windows?
Karena sifatnya yang portabel dan serbaguna, container bisa menjalankan aplikasi dan kompatibel dengan mesin apapun. Baik itu dari Windows 10 sampai versi terbaru.
Apakah container memiliki firewall?
Ya, karena workloads yang tertanam dalam lingkungan Kubernetes akan sulit diamankan dengan firewall tradisional. Jadi, firewall container bisa membantu tim keamanan network melindungi developer.
Apakah container memiliki akses ke GPU?
Bisa, karena adanya dukungan bawaan Docker ke GPU NVIDIA yang memungkinkan alokasi GPU resource tertentu ke setiap container.