Cloud migration adalah proses memindahkan (migrasi) asset digital ke lingkungan komputasi awan. Prosesnya harus dilakukan secara terencana agar data-data terjaga. Gunakan tools yang sesuai dan pastikan tidak ada langkah yang terlewat.
Kamu mungkin harus melakukan migrasi ketika kebutuhan mulai bertambah dan infrastruktur kurang memadai. Tetapi proses ini tidak mudah, sehingga tak sedikit yang menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan migrasi.
Sebelum memutuskan memindahkan data ke lingkungan baru, ada baiknya pahami dulu hal-hal penting sebagai berikut!
Apa Manfaat Migrasi Cloud?
Cloud migration dilakukan bukan tanpa alasan. Ada beberapa kasus di mana kamu harus memindahkan aset digital ke lingkungan baru, misalnya:
- Sumber daya pada infrastruktur kurang memadai
- Performa operasional terganggu
- Biaya infrastruktur membengkak
- Fleksibilitas pengaturan sumber daya yang terbatas
Kalau menghadapi salah satu situasi di atas, tandanya ini saat yang tepat untuk beralih ke cloud yang lebih memadai. Melakukan migrasi dapat memberikan sejumlah keuntungan, di antaranya:
- Menghemat biaya. Menggunakan lingkungan cloud akan menghemat biaya karena tidak perlu membeli perangkat fisik atau mengeluarkan biaya untuk perawatan perangkat keras.
- Skalabilitas. Lingkungan cloud lebih fleksibel, sehingga memungkinkan skalabilitas untuk memudahkan pengaturan kapasitas sumber daya kapan saja.
- Perlindungan data yang lebih baik. Memilih provider terpercaya dapat membantu melindungi data-datamu dengan lebih baik, seperti menyediakan fitur firewall, enkripsi, maupun otentikasi dua faktor.
- Lebih adaptif. Cloud menyediakan lingkungan yang memadai untuk perkembangan teknologi terkini, sehingga daya saing perusahaan tetap bertahan.
Jenis-jenis Cloud Migration Strategy
Memindahkan aset digital ke lingkungan cloud bisa dilakukan dengan 7 macam cara berbeda. Ada yang prosesnya cepat dan ada juga yang sedikit panjang tetapi kinerjanya optimal. Temukan mana strategi yang tepat untukmu:
1. Re-hosting (Lift-and-Shift)
Strategi re-hosting adalah strategi di mana aplikasi dan komponen sistem dipindahkan dari lingkungan on-premise ke cloud tanpa adanya modifikasi pada aplikasi. Pasalnya, modifikasi aplikasi bisa sangat memakan waktu, dan strategi ini dipilih bagi yang ingin migrasi praktis.
Akan tetapi, kinerja aplikasi akan sama seperti kinerja di lingkungan on-premise. Itu artinya, fitur-fitur aplikasi cenderung lebih terbatas. Aplikasi mungkin tidak bisa menggunakan fitur auto-scaling atau elastisitas, sehingga bisa memengaruhi kinerjanya di cloud.
2. Relokasi (Lift-and-Optimize)
Strategi cloud migration adalah strategi memindahkan aplikasi dan komponen sistem ke cloud, namun aplikasi tersebut akan melalui proses modifikasi untuk penyesuaian kinerja di cloud. Dengan demikian, performa aplikasi dan komponen sistem jadi lebih maksimal.
Contoh modifikasinya yaitu, perusahaan A berhasil melakukan migrasi data dan mengganti metode pengelolaan server tradisional ke layanan dari provider cloud (misalnya Google Cloud SQL atau Amazon RDS).
3. Pemfaktoran Ulang (Refactoring)
Pemfaktoran ulang cocok kamu lakukan untuk kepentingan jangka panjang. Prosesnya akan memakan waktu lebih lama, tetapi turut meningkatkan kinerja juga.
Strategi ini melibatkan perombakan aplikasi. Tujuannya agar setiap aplikasi dapat memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat di lingkungan cloud.
Nantinya aplikasi akan menggunakan arsitektur cloud, seperti serverles, load balancing, content delivery network, dan lainnya.
Biasanya pemfaktoran ulang dipakai pada aplikasi monolitik yang memiliki satu sistem besar, supaya bisa dipecah ke layanan-layanan kecil agar performanya maksimal.
4. Platform Ulang (Replatforming)
Replatforming adalah perpaduan dari strategi re-hosting dan refactoring. Cara kerjanya, aplikasi akan melalui desain ulang untuk optimasi sebelum dipindahkan ke lingkungan cloud.
Namun, perombakan yang terjadi tidak sebesar seperti pada strategi refactoring. Strategi ini hanya mengoptimasi komponen-komponen penting saja, sehingga prosesnya lebih hemat biaya dan waktu.
5. Pembelian Kembali (Repurchasing)
Strategi cloud data migration mengharuskan penggantian aplikasi yang lebih sesuai dengan lingkungan cloud. Oleh karena itu, strategi ini bernama repurchasing. Otomatis ada biaya yang harus dikeluarkan kalau memilih strategi ini.
Biasanya perusahaan memilih strategi ini karena harus mengganti aplikasi yang sudah usang agar lebih terkelola di lingkungan baru.
Contoh kasusnya, perusahaan mengganti sistem VDI tradisional ke sistem cloud seperti Microsoft Virtual Desktop atau Amazon WorkSpaces.
6. Pensiun (Retiring)
Kalau kamu ingin memastikan hanya memindahkan aplikasi yang benar-benar modern, pilihlah strategi ini. Pasalnya strategi ini hanya akan melibatkan penonaktifkan aplikasi-aplikasi yang tidak lagi relevan.
Mungkin saja perusahaan kamu mempunyai sejumlah aplikasi yang tidak lagi fungsional, sehingga tidak perlu dipindahkan ke lingkungan cloud baru.
7. Mempertahankan (Retaining)
Strategi terakhir adalah strategi di mana perusahaan akan menilai kapan dan apakah aplikasi tepat untuk migrasi ke cloud.
Gunakan strategi cloud migration ini untuk migrasi aplikasi yang lebih kompleks. Dengan begitu, kamu bisa menganalisis lebih dalam untuk menentukan apakah sebaiknya aplikasi tersebut tetap di server lokal selama sementara waktu.
Biasanya ini berlaku untuk aplikasi yang memiliki dependensi penting pada infrastruktur internal.
Tips Memilih Cloud Migration Services
Menemukan layanan migrasi cloud yang tepat tidaklah mudah. Berikut sejumlah pertimbangan yang penting kamu putuskan, yaitu:
- Pengalaman dan reliabilitas. Pilih provider yang berpengalaman dan reliabel supaya proses migrasi lancar dan tidak mengalami hambatan besar.
- Biaya. Tanyakan secara detail soal biaya migrasi dan pastikan tidak ada biaya mengejutkan yang melebihi anggaranmu.
- Kecocokan cloud migration tools. Pastikan provider menggunakan tools yang sesuai dengan kebutuhanmu. Hal ini bisa ditanyakan pada saat sesi konsultasi.
- Dukungan pelanggan. Paling penting adalah kualitas dukungan pelanggan. Tujuannya agar mudah mendapat solusi ketika terjadi masalah.
Siap Bangun Lingkungan Cloud Berkinerja Tinggi?
Siap melakukan cloud migration ke lingkungan yang lebih baik? Pastikan jangan sembarang pilih infrastruktur. Pilihlah yang terpercaya seperti Jagoan Hosting. Kami sudah melayani berbagai kebutuhan infrastruktur server selama bertahun-tahun.
Terdapat Cloud Managed Service, yaitu layanan cloud terkelola yang mana server kamu akan dikelola langsung oleh tim profesional kami. Dengan layanan terkelola, kamu bisa lebih fokus meningkatkan keuntungan bisnis, alih-alih mengurus teknikal server yang repetitif.
Kalau kamu mau Beli VPS, kami juga menyediakannya dengan uptime 99.9%. Kamu bisa menentukan sendiri sumber daya VPS sesuai anggaran yang kamu punya, Sob. Asyiknya lagi, kamu bisa dapat bonus domain, lho! Yuk dapatkan sebelum kehabisan!
Mau Website Keren dengan Budget Terbatas?
Nggak perlu modal besar buat punya website profesional. Hosting Murah Jagoan Hosting kasih kamu semua yang dibutuhkan: domain & SSL gratis, performa stabil, backup harian otomatis, plus support nonstop 24 jam. Harga mulai Rp10 ribuan/bulan aja, cocok untuk pelajar, freelancer, UMKM, bahkan pemula sekalipun.
FAQ
Mengapa bermigrasi dari lokal ke cloud?
Beralih ke cloud dari lokal dapat meningkatkan kinerja layanan. Hal ini karena infrastrukturnya lebih skalabel, cepat, dan memiliki ketahanan yang lebih baik daripada lokal.
Bagaimana cara kerja cloud?
Cara kerjanya, data-data yang tersimpan akan diletakkan dalam server virtual, sehingga mudah diakses dari mana saja. Kamu sebagai pengguna dapat mengunggah data ke server tersebut dengan bantuan koneksi internet.
Apa tujuan utama cloud migration?
Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan kinerja layanan dengan adanya infrastruktur yang lebih baik dari sebelumnya. Otomatis, beban kerja dapat terbagi secara merata.
Apa contoh cloud migration?
Contohnya sangat beragam. Salah satunya migrasi cloud-to-cloud, yaitu perpindahan aset digital dari satu lingkungan cloud ke lingkungan lain. Misalnya, pindah dari Google Cloud Platform ke Amazon Web Services.
Apa saja 5R migrasi cloud?
Strategi 5R terdiri dari lima jenis, yaitu rehost, refactor, replatform, rebuild, dan replace. Tiga langkah pertama paling krusial supaya migrasi beban kerja ke cloud berjalan matang.