Prediksi Yuk Durasi Total Proyekmu dengan Teknik Backward Pass

apa itu flowchart

Backward pass – Manajemen proyek sangatlah dibutuhkan agar proyek yang akan dijalankan itu bisa diselesaikan dengan semaksimal mungkin. Coba deh kamu bayangin kalau gak ada manajemen proyek, duh bisa kacau balau kan semuanya. Apalagi proyek konstruksi yang butuh manajemen proyek supaya proyek bisa selesai tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

Nah, untuk melakukan perencanaan, perhitungan sangatlah penting diutamakan oleh seorang manajer proyek. Dan dalam teknik perhitungan tersebut, ada yang dinamakan dengan critical path method. Supaya kamu gak penasaran dengan teknik yang satu, mending baca sampai tuntas ulasannya berikut ini ya, Sob.

Apa sih critical path method itu? 

backward pass
gambar dari unsplash

Critical Path Method (CPM) merupakan teknik menganalisis jaringan aktivitas-aktivitas atau kegiatan ketika menjalankan proyek supaya kita bisa memprediksi durasi total. Critical path dalam sebuah proyek sendiri bisa diartikan dengan deretan aktivitas dengan waktu tercepat yang mungkin bisa dilakukan supaya proyek bisa selesai. 

Critical path juga merupakan jalur terpanjang loh Sob dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit. Ada beberapa istilah yang perlu kamu ketahui dulu ya dalam CPM itu sendiri, yaitu:

  • E (earliest event occurrenceoccurence time ) yang merupakan saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
  • ES (earliest activity start time) adalah waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan itu dimulai.
  • L (Latest event occurrenceoccurence time) merupakan saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
  • EF (earliest activity finish time) merupakan waktu selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
  • LS (latest  activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek.
Cek Konten Lainnya:
Keamanan Data Whatsapp, Benarkah Mereka Merekam Percakapan Pengguna?

Lalu, teknik menghitung dalam critical path sendiri terbagi menjadi 2 yaitu hitungan maju (forward pass) dan hitungan mundur (backward pass). Kalau di pembahasan kali ini sih, Jagoan Hosting akan membahas soal backward pass-nya dulu ya, Sob. Biar kamu makin jago dan gak sembarangan melakukan metode CPM ini.

Hitungan mundur (backward pass)

Sob, teknik perhitungan yang satu ini dimulai dari Finish menuju ke Start. Hal ini dilakukan supaya kamu bisa identifikasi saat paling lambat dari terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS), dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Dalam hal manajemen proyek, backward pass juga cenderung berimplikasi negatif, karena tersirat keterlambatan. 

Untuk menentukan titik-titik backward pass ini, dimulai dari tanggal akhir yang dijadwalkan proyek dan bekerja mundur melalui logika jaringan jadwal. Tanggal akhir ini bisa kamu tentukan sendiri atau juga bisa ditentukan berdasarkan penggunaan tiket masuk.

Aturan backward pass

Sob, untuk menghitung backward pass, ada rumus yang mengikat. Jadi, kamu gak bisa sembarangan menentukannya. Rumusnya itu waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan kemudian dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan tersebut. Singkatnya sih, rumusnya itu sebagai berikut:

Start Terlambat = LF – Durasi

Finish Akhir = Nilai LS Minimum (atau Terendah) 

Sesuai dengan namanya, langkah perhitungan ini dimulai pada aktivitas terakhir dalam jadwal dan berlanjut ke belakang melalui jadwal hingga nilai Mulai Terlambat dihitung untuk aktivitas awal jadwal.

LS(i-j) = LF(i-j) – t

Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Cek Konten Lainnya:
Siapkah UMKM Go Online? Inilah 5 Manfaat Digitalisasi UMKM yang Perlu Kamu Ketahui

Itu tadi pembahasan Jagoan Hosting tentang backward pass. Gimana? Udah mulai ngerti kan bagaimana perhitungannya, Sob? Sebuah proyek supaya bisa berhasil, memang dibutuhkan perencanaan yang sangat matang, supaya semua bisa berjalan dengan semestinya. Nah, sama juga Sob ketika kamu punya proyek untuk membuat Website. 

Butuh niche website yang sesuai, template, dan yang paling penting adalah hosting atau tempat menyimpan data-data website tersebut. Nah, kamu bisa menggunakan Cloud Hosting Indonesia dari Jagoan Hosting yang sudah terbukti membuat website bisa berjalan cepat dan aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
perbedaan amd dan intel
Read More
Pahami Perbedaan AMD dan Intel Serta Plus Minusnya Lengkap!
Saat ingin membeli laptop, tentu kamu akan membandingkan spesifikasi laptop dari beberapa produk. Salah satunya yaitu dengan memperhitungkan…
DHCP adalah
Read More
Apa itu DHCP Server? Fungsi, dan Cara Kerjanya
Dynamic Host Configuration Protocol atau biasa di singkat DHCP adalah protokol berbasis server yang di gunakan untuk memudahkan…