Apa itu Data Flow Diagram (DFD)? Jenis, Fungsi & Contohnya

DFD adalah

Data Flow Diagram atau biasa disingkat DFD adalah ilustrasi alur sebuah program yang banyak digunakan untuk memudahkan para pengembang aplikasi dalam proses pembuatan suatu sistem informasi. DFD memberikan gambaran visual tentang siapa saja yang akan terlibat dalam program tersebut dari awal hingga akhir.

Nah biasanya, proses pengembangan sistem juga menggunakan Unified Modeling Language atau UML. Lalu, apa perbedaan UML dan DFD? Yuk langsung pelajari selengkapnya dalam artikel Jagoan Hosting berikut!

Pengertian DFD

DFD adalah gambaran alur informasi dari pemrosesan input sampai ke output pada suatu sistem. DFD digunakan karena banyak alur kerja yang lebih sulit digambarkan dengan deskripsi kata dan akan lebih efektif bila menggunakan diagram. 

Pada proses software development, DFD adalah alat untuk menjabarkan dan menganalisis lebih dalam sebuah sistem informasi. Analisis inilah yang kemudian diserahkan kepada programmer guna membuat coding.

Nah, meskipun DFD adalah peta alur informasi yang dapat dibuat secara manual, tetapi kamu dapat memanfaatkan software guna membuat DFD dengan lebih praktis, seperti UML, Power Designer 6, Easycase, Edraw Mind Map, dan Pencil.

Selain itu, DFD memiliki beberapa jenis di antaranya DFD level 0, DFD level 1 dan DFD  level 2 yang akan dijelaskan lebih dalam pada bagian selanjutnya.

Cek Konten Lainnya:
6 Cara Membuat QR Code yang Mudah dan Gratis!

Perbedaan UML dan DFD

Memiliki kesamaan dengan DFD, apa itu UML (Unified Modelling Language)? Dan apa perbedaan UML dan DFD? Sesuai namanya, UML adalah modelling language atau bahasa pemodelan dalam pengembangan software. 

Perbedaan UML dan DFD adalah dari segi detailnya. UML lebih lengkap dan rinci daripada DFD karena berorientasi pada objek.

Notasi simbol DFD

Terdapat beberapa notasi simbol DFD yang perlu kamu ketahui, yakni sebagai berikut.

1. Data store

Data store dalam simbol DFD adalah file penyimpanan seluruh informasi yang akan menjadi input pada proses selanjutnya. Karena fungsinya ini, data store berbentuk file dinamis dan dapat disesuaikan dengan progress kerja. Data store dalam simbol DFD adalah dua garis sejajar horizontal.

2. Data flow

Nah, jika ada data store atau penyimpan basis data, maka untuk mengalirkan alur informasi dari sistem satu ke sistem lainnya diperlukan sebuah data flow. Data flow dalam simbol DFD adalah arus data yang berbentuk tanda panah.

3. Process

Process dalam DFD adalah berbentuk bangun ruang berkesinambungan seperti lingkaran atau persegi ditambah dengan sudut bulat. Process mewakili sebuah alur untuk mengolah input menjadi output.

4. External entity

Nah, dalam alur kerja tentu ada kehadiran pihak ketiga. Sebutan untuk pihak ketiga dalam DFD adalah external entity atau terminator. Bukan hanya klien, pihak ketiga juga termasuk divisi lain atau sistem lain. Agak mirip dengan process, external entity dilambangkan dengan kotak dan persegi panjang. 

Baca juga: Contoh Use Case Diagram, Pengertian, Simbol, dan Fungsinya

Fungsi DFD

Nah, DFD memiliki peran cukup penting karena memiliki beberapa fungsi sebagai berikut. 

1. Menggambarkan suatu sistem

Fungsi DFD adalah menggambarkan suatu sistem sebagai satu kesatuan yang saling terkait. Dalam sistem tersebut kita dapat melihat berbagai komponen DFD dengan sifat saling terkait pada alur kerja. 

Cek Konten Lainnya:
Mengenal Redis, Fungsi dan Penggunannya

Informasi dari DFD inilah yang memberikan insight mengenai proses dan progress kerja terutama dalam pengembangan perangkat lunak. 

2. Menyampaikan rancangan sistem

Dalam satu sistem kerja, tidak hanya diperlukan komponen DFD, tetapi juga perancangan general pada masa mendatang. Oleh sebab itu, menyampaikan rancangan secara visual melalui DFD adalah penting karena bukan hanya pihak internal yang harus bisa memahami rancangan kerja, tetapi juga pihak ketiga seperti klien.

3. Merancang model

Berikutnya fungsi DFD adalah sebagai media perancangan model yang sistematis. Dalam hal perancangan model, kamu dapat memilih beberapa alur kerja untuk di-highlight guna memberi penekanan akan prioritas atau urgensi alur tersebut. 

Jenis DFD

Setelah memahami pengertian DFD, lalu apa saja jenis-jenisnya?

1. DFD level 0

DFD level 0 atau biasa disebut diagram konteks adalah diagram paling dasar yang memberi gambaran interaksi dengan pihak eksternal. Untuk keperluan tertentu, setiap informasi dari DFD level 0 tidak berkorelasi terhadap basis data pada data store. 

2. DFD level 1

Sesuai dengan penamaannya, DFD level 1 adalah proses penjabaran informasi setelah melewati DFD level 0. Informasi pada DFD level 1 dirancang untuk lebih mudah dimengerti, sehingga informasi dipecah-pecah menjadi unit lebih kecil.

3. DFD level 2

Pada beberapa alur kerja, sebuah tim akan membuat DFD level 2 hanya jika diperlukan deskripsi lebih detail dari proses DFD level 1. Dapat dikatakan bahwa tidak semua sistem memiliki DFD level 2.

Jika kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai contoh DFD, pada pembahasan selanjutnya akan digambarkan secara jelas apa dan bagaimana contoh DFD.

Contoh DFD

Nah, berikut ini adalah contoh DFD untuk aplikasi belanja online.

data flow diagram

Contoh DFD di atas adalah DFD level 1 dengan beberapa data store seperti registrasi, pemesanan dan pembayaran.

Cek Konten Lainnya:
Nggak Mau Kalah Saing! Fitur Baru Facebook ini Bikin Makin Betah Main Sosmed

Baca juga: Flowchart Adalah: Pengertian, Fungsi, Simbol dan Jenisnya

Cara membuat DFD

Cara membuat DFD adalah sebagai berikut.

1. Kelola basis data

Pertama, cara membuat DFD adalah memastikan bahwa semua informasi yang ada dalam data store telah siap diproses untuk memproduksi output.

2. Tentukan jumlah masukan dan keluaran

Sebuah proses DFD biasanya memiliki setidaknya satu output dan satu input. Identifikasikan input dan output yang termasuk ke dalam DFD level 0 hingga DFD level 2, sehingga semua proses dapat terpetakan secara jelas.

3. Hubungkan pada data store

Data store harus dihubungkan dengan masukan dan keluaran masing-masing satu unit agar informasi terekam pada basis data. 

4. Output sesuai proses

Alur kerja pada flowchart selanjutnya harus melalui beberapa rangkaian proses dan menghasilkan output sesuai dengan peruntukannya. 
Bagaimana Sob, setelah membaca ulasan di atas, makin paham kan apa itu DFD? Semoga artikel ini bermanfaat ya, terutama untuk kamu yang memang berkecimpung dalam dunia IT maupun programming.

Selain artikel ini, Jagoan Hosting juga masih punya banyak informasi menarik lainnya. Untuk itu, langsung cek rekomendasi lainnya di bawah ini ya, Sob!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More
Cara Membuat Website Edukasi dengan WordPress LMS
Baik pelajar, professional, atau ilmuwan sekalipun, kebutuhan akan ilmu tidak akan berhenti. Saking pentingnya, bahkan semuanya mencari akses…
keuntungan data digital
Read More
Inilah 5 Keuntungan Data Digital yang Nggak Kamu Duga
Keuntungan data digital – Sob, kamu pasti tahu kan pentingnya data bagi sebuah bisnis? Apalagi jika data tersebut…