Para programmer sudah mendengar tentang Devin AI. Teknologi tersebut digadang-gadang akan menggantikan pekerjaan manusia, utamanya software engineer. Namun, di sisi lain, ada beberapa hal yang dimiliki oleh manusia, tak bisa digantikan oleh teknologi manapun.
Selengkapnya, baca ulasan dalam artikel berikut.
Apa Itu Devin AI?
Platform ini menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang bisa membuat coding untuk aplikasi yang dibutuhkan. Tools yang berada di bawah naungan Cognition Labs itu tak hanya menghasilkan code, namun juga dapat melakukan debugging.
Devin AI diciptakan untuk memberikan potensi mengurangi kesalahan manusia dan diharapkan mampu memberikan solusi software yang kompleks. Sebab, platform tersebut digadang-gadang mampu membedakan berbagai bahasa pemrograman hingga membuat software.
Cara kerja tools ini adalah memecahkan apa yang menjadi pertanyaan atau kendala beberapa bagian kecil untuk dipahami. Kemudian, ia secara otomatis membuka library untuk menemukan cara terbaik untuk menangani permintaan dan memperkirakan proyek tersebut akan dikerjakan.
Diketahui, Devin juga dapat menulis code dalam bahasa python dan javascript, atau bahkan menggabungkan keduanya. Tools tersebut akan memeriksa dan memastikan bahwa kodenya valid.
Digadang-Gadang Akan Gantikan Software Engineer
Devin AI telah muncul sebagai titik fokus dalam perbincangan tentang perubahan besar dalam dunia pengembangan perangkat lunak. Kombinasi kemajuan dalam kecerdasan buatan dan Machine Learning telah menghasilkan sistem yang mampu secara otomatis merancang, mengembangkan, dan bahkan memperbaiki perangkat lunak.
Potensi Devin AI untuk menggantikan peran sebagian besar dari pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh insinyur perangkat lunak tidak bisa diabaikan.
Dengan kemampuannya untuk memahami kebutuhan bisnis, menerjemahkannya menjadi kode, dan mengoptimalkan solusi secara mandiri.
Devin AI dapat membawa efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengembangan perangkat lunak.
Namun, meskipun ada potensi untuk penggantian dalam beberapa tugas yang berulang, peran insinyur perangkat lunak masih vital dalam memahami konteks bisnis yang kompleks, berkolaborasi dengan tim, dan merancang solusi yang inovatif.
Karenanya, meskipun Devin AI mungkin mengubah lanskap pekerjaan di industri pengembangan perangkat lunak, tetapi tidak sepenuhnya akan menggantikan peran insinyur perangkat lunak, melainkan lebih pada melengkapi dan meningkatkan kapabilitas yang ada.
Tidak Bisa Menggantikan Software Engineer
Terkait teknologi ini, ada seorang youtuber yang telah mencoba tools ini. Menurutnya, sampai saat ini, platform tersebut masih belum bisa membuktikan bahwa Devin Ai belum bisa menggantikan tugas manusia.
Sebab, saat dicoba, membuat coding dengan menggunakan tools ini yang seharusnya hanya 30 menit, menjadi enam jam. Bahkan, tools tersebut masih belum mampu memahami instruksi atau pertanyaan yang detail, termasuk instruksi sederhana juga belum bisa dipahami secara rinci.
Devin AI memiliki potensi besar dalam mengotomatisasi sebagian besar dari tugas-tugas yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Namun, ada beberapa faktor yang membuatnya belum bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam industri ini.
Pertama, kecerdasan buatan masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks yang sangat kompleks atau ambigu, yang sering kali menjadi bagian integral dari pengembangan perangkat lunak.
Kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan situasi yang tidak terstruktur dan memahami kebutuhan yang mungkin berubah secara dinamis masih sulit ditandingi oleh AI. Selain itu, aspek kreativitas dan inovasi dalam merancang solusi yang efektif juga merupakan domain di mana manusia masih unggul.
Pengembang perangkat lunak sering kali perlu menghadapi tantangan yang tidak hanya teknis, tetapi juga sosial, etis, dan budaya, yang membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang konteks manusia yang mungkin sulit dicapai oleh AI.
Oleh karena itu, meskipun Devin AI dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mendukung proses pengembangan perangkat lunak, peran manusia masih diperlukan untuk memberikan wawasan, kreativitas, dan pemahaman yang diperlukan untuk menciptakan solusi yang relevan dan efektif bagi pengguna akhir.
Hanya Mempermudah Pekerjaan
Teknologi hanyalah tools yang mempermudah pekerjaan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai pendukung pekerjaan. Misalnya, untuk kebutuhan riset jadi lebih cepat dan mudah. Teknologi sifatnya hanya mendukung saja.
Masih ada sederet hal krusial yang tidak bisa digantikan. Teknologi yang dibuat hanya tools, hal-hal yang tidak bisa digantikan adalah wisdom, perspektif, emosional, value dan relations.
Sebab, dalam melakukan pekerjaan, seseorang memiliki wisdom dan perspektif-nya sendiri.
Selanjutnya, value yang dimiliki oleh masing-masing orang juga berbeda. Mereka memiliki keahlian dan nilai diri yang berbeda-beda. Bahkan, dalam mengendalikan emosi, juga tidak bisa digantikan oleh teknologi.
Selain itu, menjalin hubungan dan relasi yang baik dengan orang lain juga menjadi satu hal yang tidak bisa digantikan. Bagaimanapun, hubungan baik antar sesama manusia harus tetap dilakukan.
Hal tersebut merupakan pemahaman dan pengetahuan tentang Devin AI. Untuk isu lainnya, baca selalu artikel kami, yah!