Hai, Sob! Menggunakan WordPress sebagai headless CMS bisa membuat website kamu tampil lebih fresh, loading lebih cepat, dan kekinian. Artikel kali ini akan membahas cara mengubah WordPress biasa menjadi platform CMS yang lebih poweful dengan pendekatan headless CMS.
 Apa itu Headless WordPress?
Simpelnya, headless WordPress adalah cara menggunakan WordPress hanya sebagai sistem pengelola konten di backend, sementara tampilan website (frontend) dibangun secara terpisah dengan teknologi modern, seperti React, Vue, atau Next.js.
Bedanya dengan WordPress biasa adalah jika diibaratkan sebuah rumah, headless WordPress seperti memisahkan isi rumah dari bangunannya, kamu bebas mendesain “rumah” baru dengan gaya yang kamu mau. Sedangkan, WordPress biasa itu seperti rumah yang sudah jadi, atap, dinding dan isinya dalam satu paket.
 Keunggulan dan Risiko Menggunakan Headless WordPress
Keunggulan Headless WordPress
- Konten Tampil Banyak di Platform
Kamu bisa menampilkan satu konten di website, aplikasi mobile, bahkan perangkat IoT secara bersamaan. Lewat sistem API, WordPress headless memungkinkan kamu menyebarkan konten ke berbagai platform, termasuk AR dan VR.
- Hemat Waktu Update Konten
Cukup ubah konten di satu tempat, dan hasilnya langsung muncul di semua platform. Jadi kamu nggak perlu repot update manual satu per satu.
- Desain Frontend Lebih Bebas
Headless WordPress memberi kebebasan penuh dalam mendesain tampilan. Kamu bisa pakai framework apa pun dan membuat desain sesuai kreativitasmu tanpa batasan template bawaan.
- Website Lebih Cepat
Karena sistemnya ringan (hanya database dan REST API), performa website jadi lebih cepat. Penggunaan framework modern di frontend juga bikin pengalaman pengguna makin mulus.
- Keamanan Lebih Terjamin
Frontend dan backend yang terpisah membuat data lebih terlindungi dari serangan siber, termasuk DDoS. Jadi keamanan situsmu lebih kuat.
Risiko Menggunakan Headless WordPress
- Preview Konten Kurang Praktis
Karena frontend dan backend terpisah, kamu nggak bisa langsung melihat tampilan konten sebelum dipublikasikan.
- Tampilan Antar Platform Bisa Berbeda
Jika desain di tiap platform tidak konsisten, pengguna bisa bingung saat mengakses konten dari tempat yang berbeda.
- Perawatan Lebih Rumit
Kamu perlu mengelola dua sistem: backend WordPress dan frontend terpisah. Artinya, butuh waktu dan tenaga ekstra untuk maintenance.
- Biaya Lebih Mahal
Setup dan pengelolaan headless WordPress membutuhkan sumber daya lebih, termasuk developer backend dan frontend.
- Beberapa Fitur WordPress Tidak Berfungsi
Fitur seperti editor visual atau plugin yang berhubungan langsung dengan tampilan frontend tidak bisa digunakan.
 Siapa yang Cocok (dan Tidak Cocok) Pakai Headless WordPress?
WordPress memang sudah dikenal sebagai “raja” platform website. Tapi, memakai WordPress sebagai Headless CMS tidak selalu cocok untuk semua orang. Yuk, lihat siapa yang paling pas menggunakannya dan siapa yang sebaiknya tidak.
Headless WordPress Cocok untuk:
- Kamu yang Ingin Website Unik dan Fleksibel
Kalau kamu bosan dengan tampilan template WordPress yang itu-itu saja, Headless WordPress bisa jadi solusi. Sistem ini memberi kamu kebebasan penuh untuk berkreasi dan membuat desain yang benar-benar berbeda.
- Kamu yang Punya Proyek Skala Besar
Headless WordPress ideal untuk proyek yang butuh menampilkan konten di banyak platform, dari website dan aplikasi mobile hingga smart TV atau perangkat AR. Cukup kelola satu konten, dan semuanya bisa tampil di berbagai tempat.
- Kamu atau Tim Kamu Punya Skill Coding
Kalau kamu paham pemrograman atau punya tim developer berpengalaman, kamu bisa memaksimalkan potensi WordPress Headless tanpa kesulitan teknis berarti.
Headless WordPress Kurang Cocok untuk:
- Kamu yang Hanya Butuh Website Sederhana
Kalau tujuanmu cuma bikin blog atau website company profile, Headless WordPress justru bikin prosesnya lebih rumit dari yang perlu.
- Kamu yang Punya Budget Terbatas
Headless WordPress butuh biaya lebih besar untuk pengembangan dan perawatan. Kalau anggaranmu masih minim, WordPress standar jauh lebih efisien.
- Kamu yang Masih Baru di Dunia Web Development
Bagi pemula, sistem Headless bisa terasa kompleks karena melibatkan backend dan frontend terpisah. Sebaiknya kuasai dulu dasar-dasar WordPress biasa sebelum naik level ke headless.
Cara Menggunakan WordPress sebagai Headless CMS
Step 1: Decoupled WordPress (Aktifkan Tema Kosong)
Pertama, kamu perlu “mengosongkan” tampilan WordPress-nya karena nantinya frontend kamu akan dibangun secara terpisah, caranya:
- Backup dulu situs WordPress kamu (file situs dan database).
- Masuk ke folder wp-content/themes melalui File Manager di cPanel lalu buat tema kosong baru di folder tersebut.
- Di dalam folder tema yang baru kamu buat, buat file bernama index.php dengan kode minimal (cukup berikan halaman kosong), misalnya seperti:
				
					
 
				
			- Masih di folder yang sama, buat file style.css dan isi dengan data informasi tema agar WordPress mengenalinya, contohnya:
				
					/*
Theme Name: Headless Theme
Author: [Namamu]
Description: Tema kosong untuk konfigurasi WordPress Headless.
Version: 1.0
*/
 
				
			- Aktifkan tema kosong ini di dashboard WordPress pada menu Appearance > Themes.
Sebagai tips tambahan, kamu bisa menggunakan tema Headless yang sudah ada di repository WordPress untuk mempersingkat waktu.
Step 2: Install Plugin
Selanjutnya, lengkapi WordPress kamu dengan menambahkan plugin-plugin essential yang bisa kamu pilih berikut ini:
- WP REST API (sudah built-in di WordPress modern).
- JWT Authentication untuk keamanan API.
- ACF to REST API apabila kamu menggunakan Advanced Custom Fields.
- WP REST Cache untuk optimasi performa.
Untuk menginstal plugin tersebut, kamu tinggal mencari plugin ingin digunakan di menu Plugin lalu klik Install dan Activate untuk mengaktifkan plugin. Plugin yang sudah terpasang akan otomatis muncul di daftar menu plugin pada halaman WordPress.
Step 3: Bekerja dengan WordPress REST API
REST API adalah jembatan yang menghubungkan WordPress dengan frontend. Yang perlu kamu lakukan adalah langkah-langkah berikut:
- Aktifkan permalinks melalui menu Settings > Permalinks.
- Test API endpoint default di situsmu.com/wp-json/wp/v2/posts
- Buat authentication token untuk keamanan.
- Dokumentasikan endpoint yang kamu butuhkan.
Tips: Gunakan tools seperti Postman untuk testing API untuk memeriksa kesehatan API-mu.
STEP 4: Kustomisasi Backend (Opsional)
Langkah ini bisa kamu ikuti apabila ingin membuat WordPress backend lebih ramah bagi pengguna atau tim non-teknis. Caranya:
- Menyesuaikan dashboard WordPress
- Hapus menu yang tidak perlu
- Menambahkan panduan penggunaan
- Kustomisasi role dan permission
 
- Membuat Custom Post Types sesuai kebutuhan
- Produk
- Portofolio
- Testimonial
- Dan lain-lain
 
- Menambahkan Custom Fields
- Gunakan ACF Pro untuk field builder yang poweful
- Sesuaikan tampilan editor
- Buat template untuk konten yang sering digunakan
 
Tips: Pikirkan workflow tim kamu agar mereka bisa membuat konten berkualitas.
Bagi developer, Headless WordPress memberi kebebasan tinggi dalam membangun tampilan website. Melalui REST API, kamu bisa menghubungkan konten WordPress dengan berbagai framework frontend seperti React, Vue.js, atau Angular.
Kalau ada yang masih bikin bingung, jangan ragu hubungi Tim Support Jagoan Hosting melalui Live Chat atau Open Ticket, Sob! Simak terus tips-tips dari Jagoan Hosting di laman Pusat Tutorial Hosting dan Domain Jagoan Hosting Indonesia.
Hai, Sob! Pernahkah kamu mengalami permasalahan dengan dashboard administrator tampil tanpa CSS? Seperti semua link tidak tertata seperti seharusnnya, contohnya Read more
Halo, Sob! Pernahkah kamu mengalami pesan peringatan seperti ini saat instalasi pertama WordPress maupun upgrade WordPress kamu?Warning: Cannot modify header Read more
Pengantar Pernahkah kamu mengalami pesan "Fatal error: Allowed memory size of 33554432 bytes exhausted" saat kamu mencoba upload sebuah gambar Read more
Pernahkah kamu mengalami error seperti di bawah ini?"Fatal error undefined function is_network_admin()"Biasanya error ini muncul saat kamu melakukan login ke Read more
