Daftar Isi
Membuat strategi pemasaran untuk meningkatkan omset bisnis bukanlah suatu hal yang mudah. Pertama, kamu membutuhkan ide yang otentik.
Kemudian, kamu perlu menemukan niche yang menguntungkan, menentukan target demografis, dan memiliki sesuatu yang bernilai untuk dipasarkan.
Tanpa strategi pemasaran yang tepat untuk mendorong pertumbuhan bisnis kamu, sangat mustahil rasanya menghasilkan untung dari produk dan layanan yang kamu tawarkan.
Pada artikel ini, kami akan berbagi ilmu tentang strategi pemasaran yang bisa kamu adopsi untuk meningkatkan omset bisnis kamu. Upaya peningkatan omset bisnis ini bisa kamu lakukan melalui manajemen pemasaran.
Let’s check this out!
Ketahui Target Konsumen

Mengetahui siapa yang akan membeli produk atau layanan kamu adalah bagian penting dari strategi pemasaran. Semakin spesifik strategi pemasaran yang kamu adopsi, maka semakin mudah kamu menjangkau customer.
Mulailah dengan mendefinisikan dengan jelas produk atau layanan yang akan kamu pasarkan. Kemudian, definisikan orang atau bisnis yang membutuhkan dan mau mengeluarkan biaya dan waktunya untuk membeli atau menggunakan prouduk dan layanan kamu.
Untuk mendefinisikan target konsumen, kamu bisa mulai dengan beberapa pertanyaan di bawah ini sebagai outline untuk membuat persona konsumen.
Gender
Apa jenis kelamin mereka?
Interests
Apa minat mereka?
Education Level
Apa tingkat pendidikan mereka?
Job Title
Apa bidang pekerjaan mereka dan apa jenis jabatan yang mereka miliki?
Income Level
Berapa kisaran pendapatan mereka?
Relationship Status
Apa status hubungan mereka?
Language
Bahasa apa yang mereka gunakan?
Buying Motivation
Apa alasan mereka membeli produk kamu?
Buying Concerns
Apa kekhawatiran mereka saat membeli produk kamu?
Dengan memahami target konsumen dan kebutuhan mereka, kamu akan menemukan cara untuk memenuhinya.
Lakukan pula riset pasar yang cermat yang di dalamnya terdapat upaya untuk memindai ulasan industri dan melakukan survei pasar.
Riset Kompetitor
Salah satu upaya penting yang mendukung peningkatan omset bisnis adalah riset kompetitor. Pengusaha yang cerdik tahu bahwa ada lebih banyak hal yang dapat mendasari ide bisnis. Salah satunya adalah menilai kekuatan dan kelemahan kompetitor.
Berikut ini adalah proses yang bisa kamu gunakan untuk melakukan riset kompetitor.

Kategorikan Pesaing Kamu
Mulailah dengan pencarian sederhana untuk nama bisnis kamu, ide produk, dan ide bisnis yang menyeluruh. Kemudian, periksa berbagai saluran media sosial, organisasi, dan komunitas online. Kompetitor Utama: Pesaing langsung yang berarti mereka menargetkan audiens yang sama atau memiliki produk serupa; atau keduanya. Kompetitor Sekunder: Pesaing ini dapat menawarkan versi produk yang kamu jual namun dalam kelas setingkat di atas atau setingkat di bawah, atau menjual sesuatu yang mirip namun dengan audiens yang berbeda. Kompetitor Tersier: Kategori ini mencakup bisnis yang secara tangensial terkait dengan bisnis kamu, dan sangat berguna ketika kamu ingin memperluas katalog produk kamu. Kategori ini dapat berupa produk dan layanan terkait yang sedang tren, serta bisnis yang mungkin bermanfaat untuk bermitra.
Ketika kamu menemukan pesaing, kelompokkan ke dalam berbagai tingkatan, mulai dari pesaing langsung hingga bisnis yang saat ini tidak bersaing dengan kamu.
Di bawah ini merupakan cara mudah untuk mengkategorikan kompetitor di industri tempat kamu berkecimpung:
Periksa Situs Web dan Customer Experience Kompetitor Kamu
Setelah mengidentifikasi kompetitor, mulailah analisis situs web mereka. Untuk memulainya, perhatikan poin-poin berikut ini. Seberapa bagus fotografi produk mereka? Bagaimana mereka menampilkan dan mengomunikasikan detail produk mereka? Seberapa rinci deskripsi produk mereka? Informasi apa yang mereka sertakan? Informasi penting apa yang belum disertakan? Di bagian mana saja ajakan mereka untuk bertindak sepanjang pengalaman belanja online? Apakah ajakan itu jelas atau hilang dikarenakan skema warna atau penempatan yang buruk? Apakah mereka mencoba membangun daftar email dengan form pendaftaran buletin? Seberapa menonjolkah itu? Di mana posisi ikon media sosial mereka? Apakah mereka punya blog? Seberapa sering mereka memposting? Jenis informasi seperti apa yang mereka sampaikan? Apakah situs mereka dioptimalkan untuk perangkat seluler? Metode kontak apa yang mereka tawarkan? Apakah mereka memiliki jam terbatas untuk dukungan telepon? Berapa lama mereka menjawab email dan chat? Seberapa sering mereka menjalankan promosi? Apa manfaat yang diberikan promosi itu kepada pelanggan dan bisnis mereka? Dari poin-poin di atas, kamu bisa mengidentifikasi dan menyimpulkan keunggulan dan kekurangan kompetitor kamu.
Review Social Media
Review social media dapat menawarkan informasi tentang bagaimana perasaan pelanggan tentang bisnis kompetitor kamu. Poin-poin di bawah ini bisa kamu jadikan sebagai parameter penilaian: Seperti apa kehadiran media sosial mereka secara keseluruhan? Saluran media sosial apa yang paling sering mereka gunakan? Bagaimana mereka berbicara dengan basis klien mereka? Seberapa sering mereka berinteraksi dengan pengikut mereka? Seberapa sering mereka memposting sesuatu yang baru? Saluran media sosial mana yang belum mereka maksimalkan? Apakah ada peluang untuk bisnis kamu di sana? Apa yang mereka posting? Berapa persentase posting tentang bisnis mereka?
Jika kompetitor melakukan interaksi sosial dengan sangat baik, maka kamu harus meningkatkan strategi kamu dan menemukan cara baru untuk melibatkan target pasar kamu.
Jika pesaing kamu tidak memiliki banyak pengikut, itu berarti mereka memiliki pasar yang lemah atau target pasar mereka tidak menggunakan media sosial.
Untuk itu, periksalah semua saluran media sosial, termasuk Facebook, Instagram, dan Twitter.
Tentukan Channel Marketing
Kamu tidak perlu mengoperasikan setiap channel marketing yang ada. Lebih disarankan jika kamu menguasai beberapa yang memang sesuai dengan target pasar kamu.
Rekomendasi di bawah ini dianggap sebagai channel yang paling efektif untuk mengimplementasikan strategi pemasaran kamu.
Search Engine Optimization (SEO)
Mencakup SEO on-page dan SEO off-page yang bertujuan untuk membantu kamu mendatangkan traffic organik dari mesin pencari.
Referral Marketing
Termasuk di dalamnya kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan cara tradisional seperti obrolan dari mulut ke mulut, taktik viral, dan upaya rujukan.
Speaking Engagements
Merupakan upaya pemasaran secara verbal yang biasanya dilakukan di acara-acara seperti konferensi industri yang di dalamnya melibatkan pelanggan atau pelanggan potensial.
Content Marketing
Menerbitkan, mengoptimalkan, dan berbagi konten yang menarik traffic pencarian, tautan, dan pengikut.
Public Relations
Kegiatan yang bertujuan untuk menerima liputan di outlet media tertentu.
Online Advertising
Penggunaan platform pay per click, jejaring sosial, iklan bergambar, dan penargetan ulang.
Offline Adertising
Beriklan di media cetak dan outlet penyiaran offline seperti majalah, TV, dan radio.
Sales Playbooks
Penciptaan tindakan spesifik yang bertujuan untuk menghasilkan, memelihara, dan mengkonversi customer.
Email Marketing
Orang-orang mungkin akan meninggalkan media sosial dari waktu ke waktu, namun mereka tidak akan meninggalkan email mereka.
Menggunakan kampanye email bisa jadi cara yang bagus untuk menyampaikan pesan kamu kepada target pasar tertentu.
Utility Marketing
Penciptaan alat yang berfungsi untuk menarik traffic dan menimbulkan brand awareness.
Breakdown Sales Funnel

Langkah yang selanjutnya harus kamu ambil untuk memaksimalkan strategi pemasaran adalah breakdown sales funnel. Pada seksi ini, kami akan menjelaskan apa itu sales funnel tahap demi tahap.
Awareness
Awareness adalah tahap paling atas dari sales funnel. Pelanggan potensial ditarik ke tahap ini melalui kampanye pemasaran, riset, dan penemuan konsumen.
Kepercayaan pelanggan terhadap brand dibangun dengan membuat acara, iklan, konten, kampanye viral, media sosial, pencarian, dan sebagainya.
Interest
Selanjutnya adalah tahap interest, tahap di mana pelanggan mempelajari lebih lanjut tentang perusahaan, produk, dan informasi penting yang disediakan.
Ini adalah peluang bagi brand untuk mengembangkan engagement dengan target pasar dan memperkenalkan positioningnya.
Consideration
Pada tahap consideration, prospek telah diubah menjadi pemasaran yang berkualitas. Kamu bisa mengirim prospek informasi lebih lanjut tentang produk dan penawaran melalui email marketing.
Kamu bisa mempertahankan minat pelanggan dengan cara memberikan follow up dalam bentuk konten, studi kasus, uji coba gratis, dan sebagainya.
Evaluation
Pada tahap evaluation, customer membuat keputusan akhir tentang apakah akan membeli produk atau layanan merek atau tidak.
Biasanya, pemasaran dan penjualan bekerja sama erat untuk memelihara proses pengambilan keputusan dan meyakinkan customer bahwa produk kamu adalah pilihan terbaik.
Purchase
Ini adalah tahap terakhir dalam sales funnel di mana calon pelanggan telah membuat keputusan untuk membeli dan berubah menjadi pelanggan. Di sinilah tempat di mana transaksi pembelian terjadi.
Pengalaman positif dari pihak pembeli dapat mengarah ke rujukan yang mendorong terjadinya tahap teratas sales funnel, dan pada akhirnya, prosesnya akan terulang kembali.
Buat SMART Marketing Goals
Specific
Bisakah detail dalam informasi menunjukkan masalah atau peluang? Apakah tujuannya cukup terperinci untuk mengukur masalah dan peluang di dunia nyata?
Measurable
Dapatkah atribut kuantitatif atau kualitatif diterapkan untuk membuat metrik?
Attainable
Bisakah informasi digunakan untuk meningkatkan kinerja? Jika sasarannya tidak mengubah perilaku staf untuk membantu mereka meningkatkan kinerja, apakah masih ada manfaat yang ditawarkan?
Realistic
Bisakah informasi itu diterapkan pada masalah khusus yang dihadapi oleh pemasar?
Timely
Dapatkah objek pasar ditetapkan dalam periode waktu tertentu untuk kemudian ditinjau lebih jauh?
Jika kamu belum pernah membuat sasaran SMART sebelumnya kamu bisa mengikuti beberapa tips di bawah ini.
Rangkum Tujuan Kamu
Saat kamu mulai menetapkan sasaran untuk konten dan strategi pemasaran, kamu mungkin tidak yakin apa yang sebenarnya ingin kamu capai.
Untuk itu, pikirkan terlebih dahulu gambaran besarnya dengan cara merangkum apa yang ingin kamu capai.
Tentukan Tanggal Penyelesaian
Semua orang tentu akan senang melihat adanya peningkatan omset bisnis dalam waktu singkat.
Namun, tanyakan pada diri kamu sendiri, apa yang realistis berdasarkan waktu dan sumber daya yang kamu miliki?
Ketahui kemampuan kamu dan jujurlah tentang apa yang dapat kamu capai. Tetapi, jangan terlalu bermurah hati dengan periode waktu yang kamu miliki.
Jika tujuan kamu tidak terasa mendesak, maka kamu tetap akan dibayang-bayangi oleh jutaan prioritas lainnya.
Tuliskan
Eits, jangan buru-buru menetapkan tujuan. Tulis semua ide dan tujuan yang muncul di kepala kamu terlebih dahulu sehingga kamu memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang sedang kamu upayakan dan bagaimana kamu ingin mencapainya.
Melihat tujuan kamu secara tertulis adalah motivator yang hebat dan memastikan semua orang di tim kamu berada di jalan yang sama dan berjalan menuju tujuan yang sama.
Bagi Menjadi Tugas-Tugas yang Lebih Kecil
Meskipun setiap tujuan dapat dicapai, namun tetap saja beberapa darinya mungkin terlalu berat untuk diselesaikan dalam satu upaya.
Dengan memecah tujuan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, kamu bisa mulai membuat rencana bagaimana kamu akan mencapai tujuan kamu.
Menjaga Komunikasi
Ketika kamu berupaya mencapai sasaran SMART, komunikasikan kemajuan yang berhasil kamu upayakan dengan anggota tim lainnya.
Biarkan semua orang tahu tantangan apa yang kamu alami dan bagaimana cara kamu menghadapinya. Pastikan semua anggota tim nyaman dengan semua keputusan yang diambil.
Baca Juga:
- Peluang Usaha : 12 Cara Merubah Hobi Kamu Jadi Bisnis (Infografis)
- Inilah Do's dan Dont's dalam Menjalankan Email Marketing untuk Bisnis
- 30 Template WordPress Gratis yang Recommended dan Terbaik 2019
- Ini 8 Poin Penting Dari Content Marketing Strategy Buat Bisnis Kamu
- 10 Tools Bisnis Online yang WAJIB Kamu Gunakan
1 comment